Asiasatunews.com, Batulicin
– Terkait adanya dugaan penggelapan batubara, Polres Tanah Bumbu Police Line sejumlah Barang Bukti (BB) batubara yang ada di stok file pelabuhan PT Bina Indo Raya (BIR) Kecamatan Angsana, Minggu (23/5/2021) kemarin.
Pada saat dikonfirmasi sejumlah awak media, Kapolres Tanah Bumbu Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Himawan Sutanto Saragih, melalui Kasubag Humas AKP H I Made Rasa mengatakan, bahwa batubara yang di police line itu bermasalah, karena Direktur CV Rizky Mulia Bara (RMB) Juliarto Setiawan melaporkan batubara yang di angkut oleh PT Sekumpul Bara Energy (SBE) menggunakan mobil tronton di selewengkan dan di bongkar di pelabuhan PT Bina Indo Raya (BIR).
Seharusnya 4 unit tronton yang bermuatan batubara tersebut, dan diangkut oleh PT SBE harus di bongkar di lokasi Pelabuhan Pelindo III, bukannya di pelabuhan PT BIR, jelas H.I Made.
Adapun jumlah Barang Bukti (BB) batubara yang sudah di police line di lokasi pelabuhan PT BIR, oleh polres Tanbu mencapai Puluhan ton, dengan indikasi pengelapan yang dilakukan oleh PT SBE, katanya.
“Pada saat ini, Polres belum menetapkan para pelaku pengelapan batubara tersebut, karena jajaran unit II mining polres Tanbu masih menelusuri bukti – bukti lain, terkait kejadian ini.
Dalam kesempatan itu, Kanit mining Polres Tanbu IPDA Aditya Prabowo menambahkan, bahwa kejadian pengelapan hasil tambang batubara sebanyak 4 ret tronton milik CV RMB itu, terjadi sabtu kemarin, kemudian minggu langsung di lakukan police line.
Aditya menambahkan, bahwa pelapor atas nama Direktur CV RMB merupakan pemilik batubara atau pemilik Ijin Usaha Operasi Produksi (IUP OP) yang berlokasi di wilayah kecamatan angsana, Kabupaten Tanah Bumbu.
Selain batubara yang sudah di police line oleh Polres Tanah Bumbu, pihak polres juga menahan 4 unit armada tronton yang digunakan oleh PT SBE sebagai angkutan batubara, yang di duga sudah melakukan penggelapan batubara milik korban PT RMB, hal ini dilakukan polres, guna di jadikan sebagaibBarang Bukti (BB) dari kasus ini, dan saat ini polres masih melakukan penyelidikan.
(Red/asiasatunews.com)