Asiasatunews.com, Batulicin
– Ingin memaksimalkan pendapatan para petani, Dinas Pertanian Tanah Bumbu menggelar rapat bersama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) desa Sukamaju Kecamatan Kusan Tengah, bertempat di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) desa Manurung, senin (1/11/2021).
Pada saat di konfirmasi redkal.com, Kepala Dinas Pertanian Tanah Bumbu Fauraji Akbar mengatakan, hendaknya para petani harus bisa melakukan tanam serentak, disamping pemberian pupuk yang cukup terhadap tanaman padi, kita juga jangan lalai terhadap serangan hama tanaman padi.
Memang kami dari Dinas Pertanian ingin bersinergi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tanbu, untuk selanjutnya ingin membangunkan sejumlah infrastruktur berupa saluran air, supaya di saat musim hujan sirkulasi air untuk pengairan sawah setempat berlangsung maksimal, hal ini sesuai dengan keinginan dan harapan para petani desa Manurung, Mudalang dan Saring Sungai Bubu di Kecamatan Kusan Tengah Kabupaten Tanah Bumbu.
Menurut data Dinas Pertanian, bahwa jumlah lahan pertanian yang ada di daerah Kusan Tengah seluas 210 hektar, sejak tahun 2019 lalu hasil panen para petani padi sawah terbilang berhasil, karena dalam 1 hektar lahan sawah mereka petani bisa menghasilkan 6 Ton gabah kering, sebut Kadis Pertanian.
Adapun keluhan sebagian kelompok tani yang terbilang tidak maksimal tanam dalam setahun hanya bisa 2 kali, hal ini menurut kami akibat curah hujan tinggi, dan saluran air terbilang masih belum maksimal, untuk itu kami sudah merencanakan tahun 2022 mendatang segera mengajukan aggaran untuk pembangunan proyek saluran air lahan pertanian yang ada di tiga desa, Kecamatan Kusan Tengah ini.
Dalam kesempatan itu, Ketua Gapoktan Sejahtera Bersama, Kecamatan Kusan Tengah, Rusni berharap, semoga proyek pembangunan saluran air (irigasi) untuk para petani di Kusan Tengah bisa di realisasikan secepatnya oleh Pemerintah Daerah setempat, dengan harapan, supaya semua petani bisa menanam padi setahun 3 kali.
Rusni mengakui, akibat menurunnya hasil panen petani, karena disebabkan faktor sirkulasi air pertanian yang selama ini kurang lancar, biasanya dalam 1 hektar lahan, bisa menghasilkan 6 ton gabah kering, saat ini hanya menghasilkan 4.5 ton saja.
Selain minta bangunkan saluran air lahan persawahan, sejumlah kelompok Tani ini juga inginkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dinas Pertanian setempat harus sering memberikan sosialisasi yang terjadwal, agar para petani yang ada di desa bisa memahaminya, cara yang tepat untuk bercocok tanam ketika menghadapi musim hujan, ucapnya.
Keluhan ketua Gapoktan Rusni, hampir serupa yang disebut oleh Abdul Munim selaku ketua kelompok tani desa Suka Maju, yaitu tidak maksimalnya hasil panen para petani pada tahun ini, karena saluran air di persawahan kami belum maksimal, di tambah lagi pengaruh kadar air yang tergenang tingkat keasamannya sangat tinggi, sehingga hal ini mengancam para petani gagal panen.
Dia mengakui, akibat minimnya saluran air persawahan yang ada di kecamatan kusan tengah ini, akhirnya sebagian petani padi mengalami gagal panen, seluas 20 hektar, kata Abdul Munim.
Terkait hal ini, saya berharap kepada BPP Kecamatan Kusan Tengah agar dapat memberikan penyuluhan secara rutin, tutupnya.
(Red/asiasatunews.com)