Asiasatunews.com, Batulicin – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Kg) subsidi telah menjadi permasalahan yang sering terjadi di Tanah Bumbu. Beberapa minggu terakhir, masyarakat setempat mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan gas elpiji yang sangat dibutuhkan.
Situasi ini memberikan dampak yang cukup merugikan bagi masyarakat. Tidak hanya menghambat kegiatan sehari-hari, kelangkaan ini juga berdampak pada kenaikan harga isi ulang gas elpiji di pasaran.
Salah satu warga, Syarifah Ratna (63) dari desa Batulicin, mengungkapkan bahwa saat ini gas elpiji 3 kilogram sulit ditemukan di pasaran. Meskipun masih tersedia di beberapa tempat penjualan eceran, harga gas elpiji isi ulang mencapai Rp 40.000 – Rp 45.000.
“Kadang-kadang saat saya membeli di pangkalan gas elpiji di Rt 13 desa Batulicin, stoknya habis. Sehingga kami terpaksa membeli gas elpiji dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di warung eceran,” ungkap Syarifah.
Menanggapi keluhan ini, Kepala Bidang Perdagangan dan Metrologi Akhmad Heriansyah dari Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Tanah Bumbu menjelaskan bahwa terdapat 7 agen gas elpiji 3 kilogram yang melayani wilayah tersebut. Distribusi gas elpiji dilakukan setiap bulan dan seharusnya mencukupi kebutuhan masyarakat.
Data yang dikeluarkan oleh Disperindagkop Tanah Bumbu menunjukkan bahwa sejak Januari 2023, distribusi gas elpiji ke masyarakat telah dilakukan dengan jumlah yang cukup stabil. Pada bulan Januari, terdistribusi sebanyak 190.960 tabung, Februari sebanyak 177.520 tabung, Maret sebanyak 198.240 tabung, April sebanyak 190.400 tabung, dan Mei sebanyak 196.240 tabung.
Harga Eceran Tertinggi (HET) dari agen gas elpiji isi ulang adalah Rp 18.500, sedangkan di pangkalan harganya Rp 20.000.
Akhmad Heriansyah juga menyampaikan bahwa saat ini belum ada aturan yang mengatur harga HET di toko eceran. Namun, dalam waktu dekat, Disperindagkop bersama dengan tim SKPD lainnya akan melakukan pengecekan langsung terhadap harga eceran gas elpiji yang dijual di toko dan warung. Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk memberikan himbauan agar harga eceran gas elpiji di pasaran tidak terlalu mahal.
Langkah-langkah lebih lanjut diharapkan dapat diambil oleh pemerintah setempat guna mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dan menjaga stabilitas harga agar tetap terjangkau
bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat Tanah Bumbu dapat terhindar dari beban ekonomi yang lebih berat dan dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari dengan lancar.
“Memang selama ini belum ada aturan yang mengatur masalah harga HET di toko eceran, namun dalam waktu dekat ini kami dari Disperindagkop bersama tim SKPD lainnya akan mengecek langsung harga eceran yang ada di toko maupun di warung untuk menyampaikan himbauan harga eceran gas elpiji yang dijual dipasaran tidak terlalu mahal,” tutup Akhmad Heriansyah. (Red)