Asiasatunews.com, Nasional – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) akhirnya keluar dari pusaran konflik internal. Dua tokoh sentral yang sempat berseteru, Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang, menyepakati pelaksanaan Kongres Persatuan paling lambat 30 Agustus 2025 di Jakarta.
Kesepakatan ini menandai berakhirnya dualisme kepemimpinan yang membelah organisasi hampir setahun terakhir.
Negosiasi berlangsung alot pada Jumat malam (16/5/25). Namun, upaya itu berbuah hasil. Dengan dimediasi anggota Dewan Pers Dahlan Dahi, kedua pihak duduk satu meja dan menandatangani dokumen bertajuk Kesepakatan Jakarta. Dari sinilah babak baru bagi organisasi wartawan tertua di Indonesia dimulai.
Setelah Satu Tahun Terbelah, PWI Temukan Titik Damai
Empat jam pertemuan cukup untuk meruntuhkan tembok perbedaan. Hendry dan Zulmansyah sama-sama menunjukkan komitmen untuk mengakhiri konflik dan menyatukan kembali organisasi yang menaungi lebih dari 30 ribu wartawan dari 39 provinsi.
“Kita tidak bisa terus-menerus terjebak dalam konflik. Sudah saatnya PWI melangkah maju, membangun kembali soliditas dan program peningkatan kompetensi anggota,” kata Hendry usai penandatanganan kesepakatan.
Zulmansyah menyebut pertemuan itu sebagai momen bersejarah.
“Kesepakatan ini luar biasa. Kami sepakat mengedepankan kepentingan organisasi, bukan ego pribadi,” ujarnya.
PWI Gelar Kongres Persatuan Agustus 2025, Dualisme Resmi Berakhir
Konflik bermula sejak Hendry Ch Bangun terpilih sebagai Ketua Umum PWI dalam Kongres di Bandung, 27 September 2023. Ketegangan internal terus membesar hingga melahirkan Kongres Luar Biasa (KLB) pada 18 Agustus 2024 di Jakarta, yang mengukuhkan Zulmansyah sebagai ketua versi tandingan.
Upaya rekonsiliasi sempat kandas di tengah jalan. Namun Jumat malam itu, jalan damai akhirnya terbuka.
“Saya melihat langsung bagaimana keduanya membuka diri. Perbedaan tidak harus jadi pemisah,” ujar Dahlan Dahi.
Rincian Kesepakatan: Kongres, SC-OC Setara, Hak Calon Terjamin
Dokumen Kesepakatan Jakarta menyebutkan kongres akan digelar sebelum akhir Agustus 2025. Kedua kubu sepakat membentuk panitia bersama: Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) dengan komposisi seimbang.
Kesepakatan juga memastikan seluruh anggota biasa PWI tetap memiliki hak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum. Persoalan administratif imbas konflik sebelumnya tidak akan menghalangi siapa pun.
“Semua mekanisme disusun dengan semangat persaudaraan. Tidak boleh ada lagi hambatan politis,” kata Dahlan.
Zulmansyah dan Hendry Berdamai, PWI Siap Gelar Kongres Bersama
Negosiasi berjalan penuh dinamika. Perbedaan tajam sempat membuat diskusi memanas. Namun suasana tetap cair. Tawa sesekali menyelingi diskusi yang padat.
“Mereka memang berbeda pendapat, tapi tetap bersahabat. Ini proses dewasa yang layak dicontoh,” ujar Dahlan.
Rekonsiliasi PWI: Satu Kongres, Satu Kepengurusan, Satu Suara
Kesepakatan ini menjadi sinyal positif bagi masa depan PWI. Rekonsiliasi yang terwujud menunjukkan bahwa konflik organisasi bisa selesai tanpa jalan kekerasan atau pemaksaan kehendak.
Kini PWI kembali bersatu. Saatnya organisasi ini memperkuat peran pers nasional, membangun kembali kepercayaan publik, dan menjawab tantangan zaman dengan soliditas baru. (M.Reza)